Agar
Buku Tak Hanya Sekedar Koleksi
Membeli buku
tetapi tak dibaca, duh sayang sekali jadinya. Bisa jadi karena semangat
membeli buku belum sebanding dengan semangat membacanya. Sehingga buku yang
dibeli hanya sekedar menjadi koleksi. Buku di rak tertata rapih, indah
dipandang namun tidak terjamah. Padahal jika dijumlah dengan rupiah, tentu
tidaklah murah.
Tidak semua orang
senang membeli buku, tetapi sungguh sayang jika hanya sekedar jadi pajangan.
Karena itulah, koleksi buku kita mesti dihidupkan. Selain agar uang yang telah
dikeluarkan tidak menjadi percuma, menghidupkan buku koleksi juga bisa menjadi
ladang amal jariyah.
Supaya buku yang
dibeli tak sekedar menjadi koleksi, ada beberapa tips yang bisa Anda coba.
1) Dari
yang Disukai Menuju yang Dibutuhkan
Tak
sedikit dari kita lebih mengutamakan buku yang dibutuhkan, meskipun tidak
disukai. Padahal, pertimbangan tersebut tidak sepenuhnya benar. Selain hanya
akan menambah tumpukan buku di rumah, hal itu juga bisa mendegradasi minat baca
keluarga. Sebaiknya, pilihlah genre-genre buku yang disukai anggota keluarga,
meskipun tentunya tetap dengan seleksi akan kandungannya. Jika kita suka novel,
utamakan membeli buku-buku novel. Karena hal itu akan membuat kita semangat
membacanya. Saat ini, banyak sekali pilihan-pilihan novel-novel dengan konten
islami dan berkualitas.
Setelah
semangat membaca kita terjaga, barulah kita membeli buku-buku yang dibutuhkan.
Apa prioritasnya? tentunya, visi dan misi pribadi dan keluarga-lah yang
dijadikan panduan.
2) Ketahuilah
Isi Buku Sebelum Anda Membelinya
Seringkali
judul buku dibuat untuk menarik minat konsumen. Padahal isinya belum tentu
sesuai harapan. Karena itulah penting bagi kita untuk mencari informasi tentang
isi buku sebelum membelinya. Pastikan isi buku yang kita beli sesuai dengan
yang kita bayangkan. Caranya bisa dengan membuka daftar isinya, atau membacanya
dengan acak mulai halaman depan, tengah lalu belakang. Jangan sungkan-sungkan
untuk minta ijin kepada pemilik atau penjaga toko, supaya kita bisa membuka
segelnya. Tentu dengan alasan untuk mengetahui isinya sebelum kita membelinya.
Jika tidak diperbolehkan, kita bisa membaca penjelasan ringkasan isi yang
biasanya terdapat pada bagian belakang covernya, atau bisa juga dengan menjelajahi
dunia maya. Jangan sampai kita kecewa
ketika sudah membelinya, pas sampai di rumah, eh isinya ternyata jauh
dari yang kita duga.
3) Bukan
Sekedar Murah
Siapa
sih yang tidak ingin membeli barang dengan harga murah? semuanya pasti
suka. Tapi perlu diingat, bahwa harga murah bukan berarti gratis atau tanpa
rupiah. Buat apa kita membayar sesuatu yang dipastikan tidak akan bermanfaat ke
depannya. Meskipun bisa saja buku yang murah lebih bermanfaat dibandingkan buku
yang mahal. Tetapi jangan sampai buku murah tersebut bukan buku yang disukai,
serta bukan pula yang dibutuhkan. Akhirnya, berakhir di rak sebagai pajangan.
Supaya
tidak terjebak promo buku murah, listlah daftar buku yang ingin dibeli dan
dibutuhkan. Sehingga ketika ada promo buku murah, kita bisa menyeleksi buku
mana saja yang masuk dalam target pembelian.
4) Buatlah
Program Membaca di Rumah
Punya
koleksi satu buah buku yang dibacakan kepada anggota keluarga, jauh lebih
bermanfaat dibandingkan punya koleksi segudang tetapi hanya jadi pajangan.
Karena itulah, carilah waktu luang keluarga untuk berkumpul dan membaca buku
bersama. Sebagai perangsang minat, bacakan satu buku secara rutin. Utamakan
buku-buku kisah-kisah yang ringan, bukan buku-buku yang bersifat
pemikiran.
Bagi
yang sudah berkeluarga, program membaca di rumah juga bisa dibuat dengan
sayembara. Kita bisa menyiapkan hadiah menarik untuk anak-anak kita yang
menamatkan buku bacaannya. Tak perlu mahal-mahal. Malahan jika anak sudah
keranjingan membaca, bisa jadi mereka minta buku bacaan sebagai hadiahnya.
5) Tak
Perlu Alergi dengan Berantakan
Seringkali
kita tidak terbiasa dengan kondisi berantakan. Bahkan terkait buku sekalipun.
Seolah-olah buku tak terjamah di rak, jauh lebih indah daripada berantakan di
lantai dan kasur. Padahal, bukankah kita membeli buku untuk dibaca? Bila
demikian, biarlah para anggota keluarga menikmati cara membacanya
masing-masing. Karena bisa jadi itulah cara mereka menikmati aktifitas membaca.
Ada lho, orang yang buku bacaannya harus tetap tersimpan di tempat
terakhir ia membacanya. Bahkan jika kita memindahkannya, selera bacanya pun
lalu menghilang.
6) Menulislah
Membaca
dan menulis tak bisa dipisahkan. Jika mentok membaca karena malas,
menulislah. Koleksi buku-buku di rumah bisa terbagi dua, yakni yang disukai
atau yang dibutuhkan. Biasanya kita
berkutat pada buku-buku yang kita sukai saja. Padahal kita seringkali mengoleksi
juga buku-buku yang kira-kira akan dibutuhkan, biasanya buku-buku yang
dibutuhkan masuk dalam kategori buku rujukan. Dengan aktifitas menulis, koleksi
buku rujukan tersebut akan menjadi hidup. Menulislah tentang isu yang aktual,
karena temanya pasti akan berganti dan beragam. Dengan demikian, koleksi
buku-buku kita akan terjamah semua. Bila sedang ramai isu tentang menikah dini,
minimal buku-buku fikih wanita, psikologi, pergaulan Islam, serta pendidikan
anak akan keluar dari rak kita. Tapi, rujukan kan bisa kita cari juga via
internet? Bagi penulis, merujuk pada buku sumber jauh lebih memuaskan dan
membahagiakan.
Itulah beberapa
tips yang bisa dicoba untuk menghidupkan koleksi buku di rumah. Beberapa tips
tadi hanyalah eksplorasi penulis. Tidak menutup kemungkinan, Anda pun memiliki
tips-tips lain yang bisa diterapkan, bahkan lebih sesuai dengan keadaan di
rumah. Ala kulli hal, Semoga tips-tips ini aplikatif dan bermanfaat. Aamiin.
(Ary H. – Pengelola FP Mudah Nulis)

Komentar
Posting Komentar