Langsung ke konten utama

Penulis Bela Islam


Menjadi penulis membutuhkan perjuangan, tentunya. Namun sungguh sia-sia jika perjuangan hanya berakhir menjadi tumpukan dokumen semata. Tidak mencerahkan, menggugah dan mengajak orang untuk berubah ke arah yang lebih baik. Atau bahkan sebaliknya –dan ini jauh lebih berbahaya- mengajak orang untuk bermaksiat, berbuat jahat dan berubah ke arah yang lebih buruk.
Menulis hanyalah menuangkan ide dan gagasan yang tersimpan di otak. Otak bagaikan teko, jika diisi teh manis maka ia akan mengeluarkan teh manis. Sebaliknya jika diisi teh beracun, ia pun akan mengeluarkan teh beracun. Otak yang diisi dengan informasi-informasi yang benar, tentu akan mengalirkan tulisan yang tidak hanya baik, tetapi juga mampu memperbaiki.
Kebenaran asasi bukanlah sesuatu yang subjektif, bahkan ia adalah sesuatu yang objektif. Kebenaran asasi berpijak pada aqidah. Berpijak pada jawaban atas pertanyaan mendasar manusia, mengenai dari mana ia berasal, untuk apa ia hidup di dunia dan mau kemanakah setelah hidup ini.
Bagi seorang yang berpikir secara cemerlang, tidak ada jawaban yang menenteramkan hati dan akal selain jawaban Islam. Yaitu, hidup ini berasal dari Allah Swt sebagai Al Khaliq. Hidup manusia hanya untuk beribadah (tunduk patuh) kepada Allah Swt. Kemudian setelah kehidupan ini berakhir, kita akan kembali kepada Allah Swt, mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan kita.
Sungguh sia-sia jika manusia berjuang di dalam hidupnya, tetapi bukan untuk mengabdi kepada Allah Swt. Ia akan mengorbankan setiap waktunya, detik demi detik, menit demi menit sampai ke tahun demi tahun untuk sesuatu yang tidak jelas. Sungguh ia akan merugi. Oleh karena itu, seluruh aktifitas hendaklah menjadi perjuangan untuk taat kepada-Nya, tak terkecuali aktifitas menulis.
Saat ini berseliweran ajakan kemaksiatan, kekufuran dan kemusyrikan yang dibungkus dengan tulisan yang menyenangkan. Renyah dan enak dibaca, mampu menghanyutkan para pembaca untuk mengikutinya.

Pemahaman komunisme, sekulerisme, liberalisme sampai Nazisme pun semakin banyak dituliskan. Tentunya, ia siap mengisi benak orang-orang yang haus akan pengetahuan, umumnya adalah kalangan terpelajar. Sungguh besar pengaruh para penulis. Sesuatu yang sangat beralasan, jika negara penjajah AS secara rutin mengundang para penulis dunia lewat Program Menulis Internasional yang dipusatkan di University of Lowa. Salah seorang panitia program tersebut pernah mengatakan, mengundang satu penulis lebih beruntung daripada sepuluh orang bukan penulis.
Para pejuang Islam pun tak boleh ketinggalan. Tanpa menafikan keutamaan kontak intensif dengan objek dakwah, menulis pun bisa menjadi senjata perang pemikiran. Sebagaimana kita baca dalam sejarah, salah satu faktor kemunduran Islam adalah masuknya pemahaman filsafat, dan itu masuk ke benak kaum muslim melalui tulisan-tulisan yang diterjemahkan. Begitupun sebaliknya, kitab-kitab tulisan para ulama salaf (terdahulu) telah terbukti berpengaruh besar terhadap dakwah Islam di Nusantara.
Ijtihad dan pemikiran para muassis gerakan Islam juga banyak terlestarikan melalui kitab dan tulisan. Ada Syaikh Hasan Al Bana, Syaikh Yusuf Al Kandahlawi, Syaikh Taqiyuddin An Nabhani, Syaikh Sayyid Quthb dan masih banyak lagi yang lainnya (semoga Allah Swt merahmati mereka. aamiiin), buah pikiran mereka masih menginspirasi umat sampai saat ini. Banyak orang yang telah tercerahkan, kemudian berubah lebih baik setelah mempelajari buku-buku mereka, hatta setelah mereka wafat sekalipun. Nampaklah keistimewaan sebuah tulisan, perjuangannya bisa melewati batas umur para penulisnya.
Aktifitas menulis memang membutuhkan perjuangan. Tetapi, selayaknya perjuangan menulis itu adalah demi perjuangan itu sendiri. Yakni, perjuangan membongkar ide-ide busuk, serta agitasi dan provokasi terhadap kemaksiatan. Dan tak kalah pentingnya, perjuangan untuk mempropagandakan Islam, bukan yang lain. 
(Ary H. - Pengelola FP Mudah Nulis)


Komentar

Populer di Blog Ini

Agar Cinta Menulis

Mencintai pekerjaan adalah sesuatu hal yang sangat penting, begitulah pandangan keumuman kita. Bahkan, keahlian seseorang seringkali dihubungkan dengan kecintaannya pada suatu pekerjaan. Mencintai terlebih dulu pekerjaannya, barulah ada garansi untuk menjadi ahli karenanya. Dunia menulis pun tak luput dari pandangan tersebut. Untuk menjadi penulis, biasanya kita menghubungkannya dengan kecintaan seseorang terhadap aktifitas menulis. Misal, ketika seseorang suka menulis sedari kecil, disimpulkanlah bahwa ia berbakat menjadi seorang penulis. Benarkah mesti demikian adanya? Penulis tidak membantah adanya kesukaan seseorang terhadap menulis sedari kecil. Mungkin memang benar demikian adanya. Penulis pun tak menampik bahwa mencintai menulis adalah sesuatu yang penting. Karena, cinta menulis akan membuat kita enjoy bersamanya. Namun, penulis kurang setuju jika cinta menulis merupakan bakat bawaan sedari lahir. Sehingga, ia tak bisa disemai dan ditumbuhkan. Ada dua hal pokok yang b...

Mengawal Gerakan Literasi

sumber gambar : literasi[dot]jabarprov[dot]go[dot]id. Geliat aktifitas literasi dan kepenulisan generasi muslim belakangan ini memang begitu menggairahkan. Hal ini seolah memberikan banyak harapan dan angin segar kebangkitan. Apalagi dengan berbagai kemudahan fasilitas berkarya dan memublikasikannya. Geliat ini bukan sekedar isapan jempol. Karena sebuah tulisan, konon bisa memberikan pengaruh yang lebih besar dan lebih lama dibandingkan sebuah ucapan. Sehingga sangatlah besar ekspektasi terhadapnya; geliat kepenulisan generasi muslim akan menghantarkan pada geliat kebangkitan Islam.    Sebagaimana aktifitas membaca, sebenarnya aktifitas menulis tidaklah akan menghantarkan pada kebangkitan masyarakat. Karena pada hakikatnya, membaca dan menulis hanyalah bagian dari sarana penyerapan dan penyampaian informasi. Informasi tersebutlah yang akan disimpan sebagai pemikiran di dalam otak kemudian pandangan hidup (aqidah) yang dimiliki setiap insan akan menentukan apakah pe...

Langkah Praktis Menulis Via Blog Mulai dari Nol

Rekan-rekan semua, berikut akan saya paparkan bagaimana tips praktis membuat blog dengan blogger. Mari kita ikuti langkah-langkah berikut : Bagi yang belum punya email, masuk ke  www.gmail.com Pilih  Buat akun   Isi formulir pada tampilan berikut dan ikuti langkah sampai konfirmasi bahwa email sudah aktif.   Jika email sudah aktif, silahkan masuk ke  www.blogger.com Klik  Tambahkan Akun  pada tampilan berikut : Setelah muncul tampilan di bawah ini,  Masukkan email rekan-rekan semua, sebagai contoh saya masukkan email saya ary.smknkadipaten@gmail.com, klik berikutnya, lalu isikan password email rekan-rekan semua. Pilih Buat Profil Google+ lalu ikuti langkah selanjutnya (saya sarankan memakai identitas sesuai KTP, karena kita sedang membuat kartu nama di dunia maya). Sampai muncul seperti di bawah ini atau yang semisalnya (mungkin tampilan berbeda-beda tergantung lengkapnya langkah yang diambil). Lalu, pilih  Lanjutk...

Total Tayangan