Langsung ke konten utama

Jawaban atas Berbagai Kendala Menulis Opini

#Jawaban atas Berbagai #Kendala dalam #Menulis #Opini

Berikut ini adalah beberapa masalah yang dihadapi rekan-rekan dalam membuat tulisan opini :

1. Kurang baca
Untuk rutin membaca itu memerlukan pembiasaan. Tentu saja yang namanya pembiasaan tidak semudah membalik telapak tangan. Ia membutuhkan proses. Hanya saja jika rekan-rekan ingin dipaksa membaca maka menulislah! Kok bisa? Iya, dengan menulis maka Anda akan memaksakan diri untuk membaca. Jika tak bisa juga, ganti kebiasaan menulis Anda dengan meresume suatu bacaan. InsyaAllah pasti membaca dulu sebelum menulis.

2. Analisis yang rinci dan sistematis
Sistematika dan kerincian sebuah analisis tergantung pada kapabilitas penulisnya. Oleh karena itu, bagi rekan-rekan yang baru terjun ke dunia opini, saya sarankan untuk fokus pada materi yang dikuasai. Misal, Anda menguasai materi remaja maka fokuslah dulu pada materi tersebut. Maksud yang dikuasai itu adalah yang Anda bisa kritis terhadap fakta yang tidak ideal dalam aspek tersebut. Sehingga Anda bisa menuangkan pandangan subjektif penulis terhadap fakta yang terjadi.

3. Kurang update
Sediakan waktu setiap hari secara rutin untuk mengupdate berita. Media online atau cetak ternama lebih disarankan. Jangan lupa juga membaca pembanding dari media-media Islami yang terpercaya.

4. Mencari data yang valid untuk kasus tertentu
Data valid dicari di situs resmi pemerintah, jurnal-jurnal ilmiah atau kutipan wawancara media. InsyaAllah mudah digoogling. Asalkan tidak masuk ke situs abal-abal. Biasakan membacanya secara detil, jangan sepintas atau judulnya saja.

5. Menyambungkan antar paragraf
Sambungan antar paragrap dibuat mengalir saja. Sebetulnya hal ini lebih ke proses editing dan bukan writing (menulis). Karena ketika menulis jangan memikitkan hubungan antar paragrap karena bisa membekukan ide. Fokus saja mencurahkan ide dan jangan memedulikan sambungan antar paragrap. Setelah tulisan jadi, pendam, barulah dibaca kembali dan diedit. Di proses inilah kita memikirkan sambungan antar paragrap.

6. Mengaitkan fakta dengan analisis
Fakta dan analisa itu dihubungkan dengan pandangan idealita yang diinginkan penulisnya. Misal, ada fakta 1000-an LGBT disinyalir ada di kota Santri. Idealitanya ada atau tidak? Jika idealita itu seharusnya tiada maka kita analisa apa sebabnya LGBT menjamur? Berawal dari pemahamankah? Gaya hidup? Serangan budaya? Atau semuanya?

7. Mencari kata-kata untuk judul dan isi yang menarik pembaca
Judul ditentukan di akhir. Menulis saja dulu, insyaAllah nanti juga ketemu judulnya.

8. Membahasakan masalah politik dalam bahasa sehari-hari
Dibahasakan saja sebagaimana kita mengajak orang lain berbicara secara lisan.

9. Menentukan sudut pandang
Sudut pandang itu buah mafhum (pemahaman) yang dimiliki penulisnya. Jika penulis muslim, maka pandanglah fakta yang ada itu dengan kaca mata pemahaman Islam. Tentunya, termasuk solusi yang ditawarkan.

10. Belum bisa membuat analisis yang rinci dan akurat (Idem no 2)

11. Kata-katanya yang mbulet alias muter-muter
Ga apa-apa, menulis saja terus. Nanti terapkan #TiPE_KITA (Tulis, Pendam, Edit, Kirim, insyaAllah Tayang). Banyak-banyaklah membaca tulisan opimi orang lain yang tayang di media.

12. Sulit membedakan berita yang benar dan yang hoax di sosmed.
Memcari berita jangan di sosmed. Idem no 3. Bagi yang biasa membaca berita, insyaAllah hoax itu mudah terbaca.

13. Membatasi pembahasan supaya tidak melebar, karena pengalaman saya kalo nulis opini, pasti melebihi batas karakter alias kepanjangan.
Solusinya berarti harus pakai kerangka. Yang paling mudah, gunakan saja 5 W + 1 H.
What (apa faktanya), when (kapan terjadinya), where (di mana terjadinya), who (siapa yang terlibat, baik subjek maupun objek), why (mengapa terjadi) dan How (bagaimana solusinya)

14. Terkadang pembahasan sering loncat ada bagian yang hilang. Tapi bingung utk merangkainya
Ini di proses editing. Menulis, menulis saja. Sekali lagi, pisahkan antara menulis dan editing. Jangan jadi pelakor alias Penulis Lakon Editor...he..he...

15.mengakhiri kalimat
Alhamdulillah, rata-rata orang belajar menulis itu sulit memulai. Eh, ini malah sulit mengakhiri. Berarti kalau diteruskan bisa panjang kali lebar alias luas. Solusinya pakai kerangka saja supaya jelas batasannya.

16. Belum bisa berlatih setiap hari secara Istiqomah
Paksakan dan.rutinkan.

17. Belum menemukan irama menulis sendiri (dalam hal gaya menulis)
Nanti juga ketemu. Menulis saja dulu, rutinkan!

18. Manajemen waktu dan kegiatan,  yang belum optimal, (kecuali untuk latihan MM FW bisa pakai waktu yang singkat di mana saja kapan saja)
Sip! Berarti sudah berlatih menulis.

19. Baca tulisan opini teman-teman pada keren, jadi malu membaca tulisan sendiri.
Semua berproses. Pelari sprint tercepat di dunia pun pasti belajar merangkak terlebih dahulu.

20. Kurang percaya diri dalam menulis
Percaya dirilah!

21. Susah untuk  tidak jadi "Pelakor" ketika menulis
Biasakan fastwriting dan rutinkan. InsyaAllah nanti menjadi habits.

22. Bertumpuk kata dan kalimat
Biarkan saja dulu. Nanti di proses editing dibagi dengan pola SPOK atau KSPO. Masih ingat kan?.pelajaran kita sewaktu SD.

23. Alur tulisan.
Pakai kerangka. Ide dengan pertanyaan yang sudah dijawab sebelumnya.

24. menyambungkan analisis ke solusi
Analisis itu mengapa fakta itu terjadi, solusinya tentu bagaimana supaya penyebab fakta yang terjadi itu bisa diantisipasi. Analisis dan solusi hanya bisa khas jika aqliyahnya terpola khas. InsyaAllah para penulis muslim memiliki itu, terkecuali muslim berpemikiran sekuler (karena ia tidak konsisten / tidak khas).

25. Sulit memilih kalimat
Jangan memikirkan kalimatnya, tulis saja. Jika anda ragu, rekam saja yang ingin Anda katakan kemudian dengarkan kembali lalu ditulis.

26.Judul yang menarik minat pembaca*idem opsi 7 cikgu
Sudah terjawab.

27. Isi berasa belum berbobot
(Ada di jawaban no 28)

28. Analisa kurang tajam
Analisa itu ibarat pisau, semakin diasah semakin tajam. Analisa dalam tulisan opini diasah dengan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Adapun bobot analisa diperkaya dengan membaca. Jadi, membaca dan pembiasaan komunikasi akan mempengaruhi ketajaman dan bobot analisa.

29. Kesulitan dalam bahasa sesuai EYD/EBI.
EBI di proses editing. Menulis saja dulu, EBI belakangan dalam proses editing. EBI jauh akan lebih mudah dipelajari dengan praktek langsung.

30. Belum tahu karakteristik tulisan media-media  yang akan dikirimi.
Nah, kalau ini tentu diketahui dengan rajin mengunjungi media tersebut, apabila media online. Adapun media cetak, tentu dengan berlangganan.

31. Idem no.27...jadinya tulisan opini gak jadi2
(Dst)
Sudah terjawab berarti.

32. Komitmen menulis masih lemah dan setan malas lebih ahli menggoda diri.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

33. Memerlukan banyak waktu dalam mencari sumber-sumber berita terkait sehingga tidak cukup 1 hari dalam pengerjaannya

Iya betul! Ketika awal belajar menulis opini. Saya membutuhkan waktu semingguan untuk menulis satu opini. Sekitar 4 halaman A4 spasi 2. Jadi kuncinya, jalani saja dengan sabar.

Meskipun jawabannya relatif singkat, semoga bisa memberikan solusi. Khususnya untuk para penulis muslim. Aamiin.

Wassalaam

= Ary H. =

Komentar

Populer di Blog Ini

Agar Cinta Menulis

Mencintai pekerjaan adalah sesuatu hal yang sangat penting, begitulah pandangan keumuman kita. Bahkan, keahlian seseorang seringkali dihubungkan dengan kecintaannya pada suatu pekerjaan. Mencintai terlebih dulu pekerjaannya, barulah ada garansi untuk menjadi ahli karenanya. Dunia menulis pun tak luput dari pandangan tersebut. Untuk menjadi penulis, biasanya kita menghubungkannya dengan kecintaan seseorang terhadap aktifitas menulis. Misal, ketika seseorang suka menulis sedari kecil, disimpulkanlah bahwa ia berbakat menjadi seorang penulis. Benarkah mesti demikian adanya? Penulis tidak membantah adanya kesukaan seseorang terhadap menulis sedari kecil. Mungkin memang benar demikian adanya. Penulis pun tak menampik bahwa mencintai menulis adalah sesuatu yang penting. Karena, cinta menulis akan membuat kita enjoy bersamanya. Namun, penulis kurang setuju jika cinta menulis merupakan bakat bawaan sedari lahir. Sehingga, ia tak bisa disemai dan ditumbuhkan. Ada dua hal pokok yang b...

Mengawal Gerakan Literasi

sumber gambar : literasi[dot]jabarprov[dot]go[dot]id. Geliat aktifitas literasi dan kepenulisan generasi muslim belakangan ini memang begitu menggairahkan. Hal ini seolah memberikan banyak harapan dan angin segar kebangkitan. Apalagi dengan berbagai kemudahan fasilitas berkarya dan memublikasikannya. Geliat ini bukan sekedar isapan jempol. Karena sebuah tulisan, konon bisa memberikan pengaruh yang lebih besar dan lebih lama dibandingkan sebuah ucapan. Sehingga sangatlah besar ekspektasi terhadapnya; geliat kepenulisan generasi muslim akan menghantarkan pada geliat kebangkitan Islam.    Sebagaimana aktifitas membaca, sebenarnya aktifitas menulis tidaklah akan menghantarkan pada kebangkitan masyarakat. Karena pada hakikatnya, membaca dan menulis hanyalah bagian dari sarana penyerapan dan penyampaian informasi. Informasi tersebutlah yang akan disimpan sebagai pemikiran di dalam otak kemudian pandangan hidup (aqidah) yang dimiliki setiap insan akan menentukan apakah pe...

Langkah Praktis Menulis Via Blog Mulai dari Nol

Rekan-rekan semua, berikut akan saya paparkan bagaimana tips praktis membuat blog dengan blogger. Mari kita ikuti langkah-langkah berikut : Bagi yang belum punya email, masuk ke  www.gmail.com Pilih  Buat akun   Isi formulir pada tampilan berikut dan ikuti langkah sampai konfirmasi bahwa email sudah aktif.   Jika email sudah aktif, silahkan masuk ke  www.blogger.com Klik  Tambahkan Akun  pada tampilan berikut : Setelah muncul tampilan di bawah ini,  Masukkan email rekan-rekan semua, sebagai contoh saya masukkan email saya ary.smknkadipaten@gmail.com, klik berikutnya, lalu isikan password email rekan-rekan semua. Pilih Buat Profil Google+ lalu ikuti langkah selanjutnya (saya sarankan memakai identitas sesuai KTP, karena kita sedang membuat kartu nama di dunia maya). Sampai muncul seperti di bawah ini atau yang semisalnya (mungkin tampilan berbeda-beda tergantung lengkapnya langkah yang diambil). Lalu, pilih  Lanjutk...

Total Tayangan