Langsung ke konten utama

Cinta Sejati Abu Hurairah r.a.

Setelah masuk Islam, Abu Hurairah r.a. masih kerap dilanda kerisauan. Yang paling ia risaukan adalah ibunya. Ia sangat mencintai ibunya, tetapi ibunya belum mau masuk Islam. Bahkan ketika dibujuk untuk masuk Islam, Sang ibu seringkali menghina dan menjelek-jelekkan Rasulullah Saw.

Hingga pada suatu saat, Abu Hurairah r.a. pun mendakwahi ibunya, ia mengajak Sang ibu agar masuk Islam. Bukannya menerima, Sang ibu malah kembali menghina dan menjelek-jelekkan Rasulullah Saw. Abu Hurairah r.a. langsung meninggalkan ibunya.

Dengan penuh derai air mata, Abu Hurairah mengadu kepada Rasulullah Saw. Ia mengadukan perihal ibunya kepada Rasulullah dan meminta beliau Saw agar mendo'akan ibunya. Rasulullah Saw pun memenuhi permintaan Abu Hurairah dan mendo'akan ibunya.

Dengan wajah berseri-seri dan penuh senyuman, Abu Hurairah r.a. segera pulang untuk menemui ibunda tercinta. Ia ingin mengabarkan tentang do'a Rasulullah Saw untuk Sang ibunda.

Baru sampai depan pintu, Abu Hurairah mendapati rumah dalam kondisi tertutup. Ia mendengar suara gemericik air dari belakang. Ibunya berkata, "Berhentilah di sana!" Tak lama kemudian bundanya muncul memakai baju dan penutup kepala. Lalu berkata,
"أشهد ان لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله"
"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah."

Senyum merekah indah dari bibir Abu Hurairah. Haru bahagia terpancar dari wajahnya. Ia segera berlari menemui Nabi Saw sambil berderai air mata bahagia. Derai air mata yang sama seperti saat ia mengadukan bundanya.

Di hadapan Rasulullah, ia berkata : "Ya Rasulullah, Allah telah mengabulkan do'amu. Allah telah membimbing ibuku masuk Islam. Ya Rasulullah, aku mohon kau berdo'a kepada Allah agar aku dan ibuku dicintai oleh kaum mukmin, laki-laki dan perempuan." Maka Rasulullah Saw pun berdo'a,
"Ya Allah, jadikan hamba-Mu dan ibunya dicintai oleh setiap mukmin, laki-laki dan perempuan."

Inilah cinta sejati Abu Hurairah. Cinta yang bertahta di atas iman. Dihiasi ketulusan hati yang menghiasi pancaran naluri. Cinta yang tak hanya memperhatikan gaya dan tampilan Sang bunda, atau kuliner apa yang tersaji di hadapannya. Namun, bagaimana ibundanya supaya mendekat pada Islam dan dicintai orang-orang beriman.

Tak sedikit dari kita yang membawakan berbagai benda berharga kepada para orang tua. Atau mengajak mereka berkunjung ke berbagai tempat wisata. Namun adakah yang memperhatikan tentang sedekat apa orang tua kita dengan Islam? Juga cintakah kaum mukmin terhadapnya? atau kita masih beranggapan bahwa cukuplah dengan harta dan wisata, para orang tua pasti bahagia.

Pernahkah kita peduli, sejauh mana orang tua kita bisa mengaji? Sesering apa aurat mereka tertutup saat keluar rumah? Dengan siapakah mereka sering berkumpul dan bercerita? Kebaikankah yang mereka bicarakan? atau malah kita tak pernah memedulikan semuanya. Atau bahkan kita sendiri masih belum mendekat pada Islam. Sehingga pikiran kita hanya berkutat seputar harta dan kekayaan semata.

Atau bisa jadi di antara kita adalah para aktifis dakwah, yang biasa menjadi singa-singa podium di mimbar-mimbar pengajian. Lalu kita pernah berusaha mengajak orang tua kita mendekat pada Islam, tetapi kita tak sesabar Abu Hurairah. Lalu kita pun berhenti dan membiarkan mereka tanpa lantunan do'a-do'a.

Semoga kita tidaklah sedemikian adanya. Semoga kita adalah generasi muslim yang mencintai para orang tua dengan cinta sejati. Cinta yang menumbuhkan ajakan mendekat kepada Ilahi dan cinta sesama kaum mukmin. Bukan sekedar cinta demi kebahagiaan di dunia semata, namun cinta demi kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Aamiiin.

= Ary H. =

Komentar

Populer di Blog Ini

Agar Cinta Menulis

Mencintai pekerjaan adalah sesuatu hal yang sangat penting, begitulah pandangan keumuman kita. Bahkan, keahlian seseorang seringkali dihubungkan dengan kecintaannya pada suatu pekerjaan. Mencintai terlebih dulu pekerjaannya, barulah ada garansi untuk menjadi ahli karenanya. Dunia menulis pun tak luput dari pandangan tersebut. Untuk menjadi penulis, biasanya kita menghubungkannya dengan kecintaan seseorang terhadap aktifitas menulis. Misal, ketika seseorang suka menulis sedari kecil, disimpulkanlah bahwa ia berbakat menjadi seorang penulis. Benarkah mesti demikian adanya? Penulis tidak membantah adanya kesukaan seseorang terhadap menulis sedari kecil. Mungkin memang benar demikian adanya. Penulis pun tak menampik bahwa mencintai menulis adalah sesuatu yang penting. Karena, cinta menulis akan membuat kita enjoy bersamanya. Namun, penulis kurang setuju jika cinta menulis merupakan bakat bawaan sedari lahir. Sehingga, ia tak bisa disemai dan ditumbuhkan. Ada dua hal pokok yang b...

Mengawal Gerakan Literasi

sumber gambar : literasi[dot]jabarprov[dot]go[dot]id. Geliat aktifitas literasi dan kepenulisan generasi muslim belakangan ini memang begitu menggairahkan. Hal ini seolah memberikan banyak harapan dan angin segar kebangkitan. Apalagi dengan berbagai kemudahan fasilitas berkarya dan memublikasikannya. Geliat ini bukan sekedar isapan jempol. Karena sebuah tulisan, konon bisa memberikan pengaruh yang lebih besar dan lebih lama dibandingkan sebuah ucapan. Sehingga sangatlah besar ekspektasi terhadapnya; geliat kepenulisan generasi muslim akan menghantarkan pada geliat kebangkitan Islam.    Sebagaimana aktifitas membaca, sebenarnya aktifitas menulis tidaklah akan menghantarkan pada kebangkitan masyarakat. Karena pada hakikatnya, membaca dan menulis hanyalah bagian dari sarana penyerapan dan penyampaian informasi. Informasi tersebutlah yang akan disimpan sebagai pemikiran di dalam otak kemudian pandangan hidup (aqidah) yang dimiliki setiap insan akan menentukan apakah pe...

Langkah Praktis Menulis Via Blog Mulai dari Nol

Rekan-rekan semua, berikut akan saya paparkan bagaimana tips praktis membuat blog dengan blogger. Mari kita ikuti langkah-langkah berikut : Bagi yang belum punya email, masuk ke  www.gmail.com Pilih  Buat akun   Isi formulir pada tampilan berikut dan ikuti langkah sampai konfirmasi bahwa email sudah aktif.   Jika email sudah aktif, silahkan masuk ke  www.blogger.com Klik  Tambahkan Akun  pada tampilan berikut : Setelah muncul tampilan di bawah ini,  Masukkan email rekan-rekan semua, sebagai contoh saya masukkan email saya ary.smknkadipaten@gmail.com, klik berikutnya, lalu isikan password email rekan-rekan semua. Pilih Buat Profil Google+ lalu ikuti langkah selanjutnya (saya sarankan memakai identitas sesuai KTP, karena kita sedang membuat kartu nama di dunia maya). Sampai muncul seperti di bawah ini atau yang semisalnya (mungkin tampilan berbeda-beda tergantung lengkapnya langkah yang diambil). Lalu, pilih  Lanjutk...

Total Tayangan