Langsung ke konten utama

Maling! Maling! Tangkaaap!

 



Kata-kata itu masih terngiang-ngiang di telingaku. Jika aku ceritakan kisah ini, putera-puteriku selalu tertawa dibuatnya. Kisah ini terjadi pada saat aku dan kakakku masih usia Sekolah Dasar. Aku biasa bermain dengan kakak dan adik sepupuku di rumah nenek dari ibu. Kebetulan rumahku dan rumah nenek tidak berjauhan. Meskipun beda kampung, hanya dipisahkan oleh jalan raya.

Aku dan sepupuku punya kebiasaan usil, tetapi jelas kebiasaan tersebut amatlah buruk. Aku dan sepupuku sering keliling-keliling kampung setiap malam, biasanya ba’da isya. Apa kebiasaan usil yang biasa kami lakukan? kebiasaan tersebut adalah mengetuk pintu-pintu rumah orang seperti hendak bertamu. Tetapi setelah mengetuk beberapa kali, kami pun langsung kabur melarikan diri. Seolah ada kepuasan tersendiri tatkala melihat orang membuka pintu dan celingukan mencari tamunya. Kegiatan ini kami beri nama “keketrok”, diambil dari kata “ketrok” (bahasa Sunda), yang artinya mengetuk. Sedangkan “keketrok” artinya mengetuk-ngetuk.

Pada malam itu, kami pun kembali mengulang kebiasaan usil kami. “Keketrok yuk!” ajak salah seorang adik sepupuku, namanya Devi. Saat itu, kami menganggapnya sebagai hiburan. Kami tak peduli orang lain terganggu atau tidak dengan aktifitas kami, yang penting kami senang. Akhirnya, setelah isya kami pun berkeliling mencari rumah sasaran. Kami keluar masuk gang, hampir setiap rumah kami ketuk pintunya. Lalu, kami pun berlari dan sembunyi.

Setelah satu kali keliling kampung, kami memutuskan untuk berhenti. Tetapi entah mengapa, keceriaan dan kesenangan menertawakan orang lain itu seolah menjadi candu. Setelah sebentar kami berhenti, kami pun ketagihan untuk mengulanginya lagi.

Untuk kedua kalinya kami keliling kampung, kami mengetuk setiap rumah yang kami lewati. Saat itu, setiap rumah belum berpagar besi, tidak seperti saat ini. Dari saat keliling yang pertama kali, kami sebetulnya sudah tahu rumah mana saja yang merespon ketukan pintu kami. Rumah itulah yang kami targetkan pada aktifitas “keketrok” yang kedua. Setelah keliling kampung, kami pun kembali ke tempat semula dengan gembira. Saling bercerita, menertawakan tuan rumah yang celingukan mencari tahu siapa orang yang mengetuk-ngetuk pintunya.

Melihat kami yang selalu kegirangan, setan yang terkutuk terus menggoda kami. Kami pun ingin mengulang kembali keusilan kami, kemudian merasakan kesenangan sebagaimana yang kami rasakan tadi. Setelah terjadi perdebatan antara kami, akhirnya kami sepekat untuk keliling kampung yang ketiga kalinya. Benar-benar keusilan dan keburukan yang tidak patut dicontoh.

Kami pun keliling mengetuk rumah-rumah untuk yang ketiga kalinya. Tentu ini juga semakin sedikit, hanya rumah yang merespon ketukan kami pada saat “keketrok” kedua. Ternyata keberuntungan tak selalu ada di pihak kami bertiga. Untuk yang ketiga kalinya ini, ternyata ada salah seorang tuan rumah yang telah siap-siap menyergap kami. Ketika kami mengetuk pintu rumahnya, tiba-tiba tuan rumah datang dari samping hendak menangkap kami. Kami pun langsung kabur.

Saat itulah aku dan adik sepupuku terus dikejar seraya diteriaki “Maliiing!” Tapi untung saja para warga sudah tahu bahwa kami bukan maling, tetapi anak-anak yang suka usil mengetuk pintu rumah orang. Warga yang menyaksikan kami dikejar-kejar hanya berteriak, “Ya benar, kejar terus biar kapok anak-anak itu”.

Meskipun kami tak tertangkap, tetapi yang mengejar kami sudah tahu ke rumah mana kami pulang. Akhirnya, esok harinya kami pun dimarahi para orang tua. Dari mulai ibuku, uwaku, bibiku semuanya memarahi dan menasihati kami. Sejak kejadian tersebut, aktifitas “keketrok” pun tak pernah kami ulangi lagi. Kami benar-benar kapok.          

= Ary H.=

Komentar

Populer di Blog Ini

Agar Cinta Menulis

Mencintai pekerjaan adalah sesuatu hal yang sangat penting, begitulah pandangan keumuman kita. Bahkan, keahlian seseorang seringkali dihubungkan dengan kecintaannya pada suatu pekerjaan. Mencintai terlebih dulu pekerjaannya, barulah ada garansi untuk menjadi ahli karenanya. Dunia menulis pun tak luput dari pandangan tersebut. Untuk menjadi penulis, biasanya kita menghubungkannya dengan kecintaan seseorang terhadap aktifitas menulis. Misal, ketika seseorang suka menulis sedari kecil, disimpulkanlah bahwa ia berbakat menjadi seorang penulis. Benarkah mesti demikian adanya? Penulis tidak membantah adanya kesukaan seseorang terhadap menulis sedari kecil. Mungkin memang benar demikian adanya. Penulis pun tak menampik bahwa mencintai menulis adalah sesuatu yang penting. Karena, cinta menulis akan membuat kita enjoy bersamanya. Namun, penulis kurang setuju jika cinta menulis merupakan bakat bawaan sedari lahir. Sehingga, ia tak bisa disemai dan ditumbuhkan. Ada dua hal pokok yang b...

Mengawal Gerakan Literasi

sumber gambar : literasi[dot]jabarprov[dot]go[dot]id. Geliat aktifitas literasi dan kepenulisan generasi muslim belakangan ini memang begitu menggairahkan. Hal ini seolah memberikan banyak harapan dan angin segar kebangkitan. Apalagi dengan berbagai kemudahan fasilitas berkarya dan memublikasikannya. Geliat ini bukan sekedar isapan jempol. Karena sebuah tulisan, konon bisa memberikan pengaruh yang lebih besar dan lebih lama dibandingkan sebuah ucapan. Sehingga sangatlah besar ekspektasi terhadapnya; geliat kepenulisan generasi muslim akan menghantarkan pada geliat kebangkitan Islam.    Sebagaimana aktifitas membaca, sebenarnya aktifitas menulis tidaklah akan menghantarkan pada kebangkitan masyarakat. Karena pada hakikatnya, membaca dan menulis hanyalah bagian dari sarana penyerapan dan penyampaian informasi. Informasi tersebutlah yang akan disimpan sebagai pemikiran di dalam otak kemudian pandangan hidup (aqidah) yang dimiliki setiap insan akan menentukan apakah pe...

Langkah Praktis Menulis Via Blog Mulai dari Nol

Rekan-rekan semua, berikut akan saya paparkan bagaimana tips praktis membuat blog dengan blogger. Mari kita ikuti langkah-langkah berikut : Bagi yang belum punya email, masuk ke  www.gmail.com Pilih  Buat akun   Isi formulir pada tampilan berikut dan ikuti langkah sampai konfirmasi bahwa email sudah aktif.   Jika email sudah aktif, silahkan masuk ke  www.blogger.com Klik  Tambahkan Akun  pada tampilan berikut : Setelah muncul tampilan di bawah ini,  Masukkan email rekan-rekan semua, sebagai contoh saya masukkan email saya ary.smknkadipaten@gmail.com, klik berikutnya, lalu isikan password email rekan-rekan semua. Pilih Buat Profil Google+ lalu ikuti langkah selanjutnya (saya sarankan memakai identitas sesuai KTP, karena kita sedang membuat kartu nama di dunia maya). Sampai muncul seperti di bawah ini atau yang semisalnya (mungkin tampilan berbeda-beda tergantung lengkapnya langkah yang diambil). Lalu, pilih  Lanjutk...

Total Tayangan