Aleppo yang dalam bahasa Arab dikenal dengan Halab. Merupakan kota terbesar kedua di Suriah, setelah Damaskus. Halab termasuk dalam kota-kota utama di wilayah Syam, yaitu wilayah yang berbatasan dengan sungai Eufrat di sebelah Timur Laut, dan dengan Mesir di sebelah Barat Daya. Syam membentang dari Pegunungan Tai’ di sebelah Tenggara hingga Laut Tengah dan Pegunungan Anadol di sebelah Barat Laut. (as-Shinnawy, 2006)
Halab dibebaskan pada masa kekhalifahan Umar bin Al Khaththab. Pembebasan Halab dilakukan setelah Abu Ubaidah bin Al Jarrah membebaskan Damaskus, Fihl, Bisan, Tabariyah, Homs dan Al Jazirah. Abu Ubaidah menyerang Halab dengan ‘Iyad bin Ghanam al-Fahri sebagai komandan pasukannya. Dalam satu riwayat dikatakan bahwa kaum muslim mengepung Halab selama empat bulan atau lebih. Penduduk Halab sudah menyerah dan meminta perdamaian, namun benteng-benteng mereka sulit ditaklukkan.
Dalam upaya pengepungan tersebut, banyak kaum muslim yang gugur karenanya. Sebagai Gubernur Syam saat itu, Abu Ubaidah kemudian menulis surat kepada Umar bin Al Khaththab. Ia meminta ijin kepada khalifah untuk menghentikan pengepungan kemudian menarik kembali pasukan muslim yang masih tersisa. Umar bin Al Khaththab menolak permintaan Abu Ubaidah dengan jawaban surat yang cukup panjang. Setelah Umar menyampaikan kegembiraannya atas pembebasan kota-kota di Syam, beliau mengatakan :
.... Adapun tentang rencanamu untuk membebaskan kota-kota di antara Halab dan Antioch, dan rencana menghentikan pengepungan atas benteng dan orang-orang yang tinggal di dalamnya, aku menganggap bahwa itu rencana yang keliru. Bagaimana mungkin engkau meninggalkan musuh yang kotanya telah engkau duduki dan engkau ambil alih? Penarikan mundur pasukan itu akan menyebabkan semua orang beranggapan bahwa engkau gagal mengalahkan orang itu dan tidak berani berhadapan dengannya. Hal ini pasti akan mencemarkan nama baikmu dan menjadikan musuhmu mulia dan terkenal di tengah-tengah manusia.
Tidak hanya menolak rencana Abu Ubaidah, Khalifah Umar pun memberikan pandangan tentang bahaya anggapan manusia terhadap umat Islam. Bahkan untuk menjaga wibawa kaum muslim, Umar pun mengerahkan pasukannya dari Hadramaut dan daerah-daerah lain, serta beberapa orang pemimpin kabilah dari Yaman. Para penunggang kuda dan orang-orang Arab yang pemberani, yang membaktikan hidupnya hanya untuk Allah dan jihad di sabilillah.
Umar bin Al Khaththab mengirimkan bantuan pasukannya secara bergelombang. Di antara bantuan pasukan yang dikirim Umar, ada seorang budak hitam dan berbadan besar, namanya Damis. Ia adalah seorang budak dari Bani Tariff, keluarga pemimpin Bani Kindah. Melihat benteng yang begitu kokoh, maka ia dan sebagian pasukan muslim memutuskan untuk memanjatnya. Hingga ia sampai ke atas benteng dan menyaksikan para penjaga sedang tertidur. Mereka membunuh para penjaga tersebut, sehingga memberikan jalan kepada pasukan muslim untuk masuk dan menguasai benteng. Abu Ubaidah memberikan hadiah yang besar atas keberaniannya.
Halab dibebaskan Abu Ubaidah bin Al Jarrah dan kaum muslim yang lainnya dengan penuh perjuangan. Pengepungan 40 malam lebih, bahkan saat Abu Ubaidah akan menyerah karena banyaknya kaum muslim yang gugur. Umar mengingatkannya akan bahaya kejumawaan musuh atas umat Islam. Umar pun segera mengirimkan pasukan terbaiknya secara bergelombang.
Amirul Mukminin, Umar bin Al Khaththab r.a. tak membiarkan musuh Islam merasa jumawa. Beliau segera mengirimkan pasukan untuk membantu umat Islam di Halab hingga Allah Swt memenangkan pasukan Islam dan Halab (Aleppo) menjadi bagian dari negeri Islam.
Sumber bacaan : Pembebasan Islam, Abdul Aziz Ash Shinnawi.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar