Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2023

Bahaya Terselubung di Balik "Analogi Pembuat Jam"

Adalah William Paley (filusuf sekaligus ahli teologi dari Inggris pada abad 18 M). Dalam bukunya yang berjudul Natural Theology or Evidences of the Existence and Attributes of the Deity, menyampaikan suatu pemikiran argumentasi teologis yang kemudian dikenal dengan istilah Watchmaker Analogy (Analogi Pembuat Jam). Ia menyampaikan gagasannya dimulai dengan sebuah cerita bahwa seandainya kita berjalan-jalan di hutan kemudian menemukan sebuah jam. Kemudian kita perhatikan bagaimana teratur dan sistematisnya jam tersebut. Apalagi jika kita perhatikan hingga akurasi gerakan mesin dan geriginya, tentu kita tidak akan berpikir bahwa jam itu jadi dengan sendirinya. Keteraturan sistem serta akurasi mesin pada jam tentu akan menyampaikan kita pada kesimpulan akhir, pasti jam itu ada pembuat (pabrik)-nya.  Apalagi jika kita berpikir tentang alam semesta. Keteraturan dan keakuratan sistem alam semesta tentu meniscayakan bahwa alam semesta ini pasti ada Penciptanya. Namun pemikiran ...

Cintaku dan Cintamu Kepada Kekasih Allah

Banyak kisah yang menceritakan tentang bagaimana sikap Umar bin Al Khaththab r.a. dan Abu Bakar Ashshiddiq r.a. pada saat Rasulullah SAW wafat. Namun kisah yang menceritakan tentang sikap  sahabat yang lain mengenai hal tersebut tidaklah banyak. Salah satu kisah yang pernah dibaca oleh penulis adalah kisah Bilal bin Rabah. Betapa kisahnya telah membuat penulis terharu. Saking mengesankan kisahnya, pernah pada suatu Jumat, kumandang muazin membuat penulis menerawang jauh membayangkan azan Bilal bin Rabah. Tak terasa, air mata pun mengalir dari sudut kedua mata ini. Berikut inilah kisahnya : “Matahari memanggang madinah, di Senin siang, menjelang Dzuhur saat Bilal bergegas mengumandangkan azan. Inilah kali pertama ia harus menyerukan panggilan shalat tanpa kehadiran Rasulullah SAW, yang telah wafat pada pagi hari. Kesedihan begitu jelas tampak di wajah Bilal. Kulitnya yang hitam legam tak bisa menyembunyikan rasa dukanya yang mendalam. Namun, ia harus tegar. Ia harus teta...

Islam Mengubah Jadi Indah

Suatu hari, dua tokoh Quraisy yang sangat memusuhi Islam dan Rasulullah Saw berbincang-bincang di atas sebuah batu. Mereka berdua adalah Umair bin Wahb dan Shafwan bin Umayyah. Umair dan Shafwan sama-sama mengungkapkan kebencian mereka. Shafwan yang baru kehilangan ayahnya di medan perang Badar berkata, "Demi Tuhan, tiada guna lagi kita hidup setelah kehilangan banyak orang di perang Badar." Umair pun menimpali, "Benar! Seandainya bukan karena tanggungan utang, anak dan istri, aku akan berangkat ke Madinah untuk membunuh Muhammad. Aku punya alasan untuk bertemu dengannya, yaitu urusan anakku yang menjadi tawanan." Senang hati mendengar niat sahabatnya, Shafwan yang sedang terbakar kebencian kepada Muhammad, berkata dengan penuh semangat, "Akan kulunasi utangmu dan akan kucukupi kebutuhan keluargamu." Mendengar dukungan Shafwan terhadapnya, Umair berkata, "Kalau begitu, jangan cerita kepada siapapun tentang masalah ini!" Umair mengasah...

Antara Kita dan Mantan Tukang Sihir Fir'aun

Di antara kisah yang paling banyak diceritakan di dalam Al Quran adalah kisah Nabi Musa a.s. Dan tentunya banyak sekali pelajaran yang bisa diambil darinya. Salah satu kisah yang sangat berkesan ketika kita hubungkan dengan keimanan, ketaatan dan pengorbanan adalah kisah para mantan tukang sihir Fir'aun. Hal ini dikisahkan oleh Allah Swt dalam QS. Thaha : 57-76 Para tukang sihir Fir'aun segera beriman tatkala menyaksikan secara langsung mukjizat Nabi Musa a.s. فَأُلْقِىَ ٱلسَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا بِرَبِّ هَٰرُونَ وَمُوسَىٰ "Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami telah beriman kepada Tuhan Harun dan Musa". (TQS. Thaha : 70) Mereka langsung merasa lemah tak berdaya tatkala disajikan tanda-tanda kekuasaan Allah Swt melalui tongkat Nabi Musa a.s., yang telah membuat sihir-sihir mereka tak berguna. Tongkat yang seketika berubah menjadi ular besar, langsung memangsa ular-ular hasil sihir mereka. Fir...

Kaum Mukmin Diwajibkan Berpuasa agar Bertaqwa

Ayat ke lima yang dimulai dengan frasa ( يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ) adalah ketika Allah Swt berfirman :  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqoroh : 183) Ada beberapa poin yang terdapat di dalam ayat ini : 1)     Bahwasanya Allah Swt mewajibkan puasa kepada orang-orang yang beriman, yakni umat Islam, sebagaimana telah diwajibkan kepada umat-umat sebelumnya. Meskipun di dalam ayat ini belum disebutkan jumlah hari dan ketentuan bulan pelaksanaannya. Terkait hal tersebut ada di dalam nash yang lain. 2)     Mengenai alasan mengapa puasa itu diwajibkan berdasarkan ayat ini : a.   Adanya kalimat ( كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ ) itu sudah merupakan bentuk tuntutan untuk dilaksanakan. Makn...

Total Tayangan