عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ الله قال : كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ -صلَّى اللهُ عليه وسلَّم- شَبَابًا لا نَجِدُ شَيْئًا، فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ - صلَّى الله عليه وسلم -: ((يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاء)) رواه البخاري و مسلم Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata, keadaan kami saat bersama Nabi Muhammad Saw merupakan para pemuda yang tidak berpunya. Kemudian Rasulullah Saw berkata kepada kami, ”Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki kemampuan maka menikahlah! Sesungguhnya pernikahan itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu maka berpuasalah! karena puasa itu laksana penahan syahwat bagi dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Saudaraku para pemuda! sesungguhnya pernikahan merupakan nasihat Nabi Muhammad Saw untukmu. Maka katakanlah kepadaku siapa yang lebih perhatian kepadamu...