Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

Kasih Sayang Terhadap Anak-anak Dan Memperhatikan Karakter Usia Mereka

Dari Abdullah bin Syaddad dari ayahnya r.a., ia berkata: ”Rasulullah Saw keluar menemui kami untuk melaksanakan salah satu dari dua shalat sore hari, dan beliau membawa Hasan atau Husain. Nabi Saw maju dan meletakkan anak tersebut, kemudian beliau bertakbir untuk shalat. Lalu beliau shalat dan ketika sedang sujud, beliau memperpanjang sujudnya. Ayahku berkata, "Aku mengangkat kepalaku dan ternyata anak tersebut berada di punggung Rasulullah Saw saat beliau sedang sujud. Maka aku kembali sujud." Setelah Rasulullah Saw menyelesaikan shalatnya, orang-orang bertanya, "Wahai Rasulullah, engkau memperpanjang sujudmu di tengah shalatmu hingga kami mengira ada sesuatu yang terjadi, atau wahyu diturunkan kepadamu." Beliau Saw bersabda, "Tidak ada yang seperti itu, tetapi cucuku menaikiku, dan aku tidak ingin mengganggunya hingga ia menyelesaikan kebutuhannya." (HR. An Nasa’i, dishahihkan oleh Al Hakim dan Al Albani. Sanad haditsnya shahih). Menaikiku : menjadikank...

Barangsiapa yang Menyerukan Tidak Menikah Maka Ia Menyeru pada Selain Ajaran Islam

  عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ:جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا، فَقَالُوا: وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلَا أُفْطِرُ، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَدًا. فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ فَقَالَ: "أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا؟ أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي" Dari Anas bin Malik berkata: "Ada tiga orang yang datang ke rumah istri-istri Nabi ﷺ untuk bertanya t...

Larangan Mendoakan Keburukan untuk Anak dan Bersabar atas Kesalahan Mereka

Jabir bin Abdullah r.a. berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Janganlah kalian berdoa buruk untuk diri kalian, anak-anak kalian dan harta kalian.Jangan sampai kalian menetapi suatu waktu yang diminta sesuatu saat itu lalu Allah mengabulkan doa kalian.” (HR. Muslim) Beberapa Faidah Hadits: Larangan mendoakan keburukan untuk anak.  Doa itu akan diijabah jika terpenuhi asbab-asbab terijabahnya doa, meskipun itu doa keburukan untuk anak. Pendidik itu harus memiliki kesabaran dalam mendidik anak serta bersabar atasnya. Pendidik itu harus bisa menahan diri di saat marah. Ia harus tetap berperilaku sesuai tuntunan syariah ketika berhadapan dengan peserta didiknya. Anak-anak lebih berpeluang melakukan kesalahan dibandingkan orang dewasa. Oleh karena itulah, ia harus dibimbing ketika melakukan kesalahan.  Imam Ibnu Katsir rahimahullahu ta’ala menjelaskan ketika menuliskan firman Allah Swt, وَلَوْ يُعَجِّلُ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ ٱلشَّرَّ ٱسْتِعْجَالَهُم بِٱلْخَيْرِ لَقُضِىَ إِلَيْهِمْ أَجَلُه...

Di Antara Ajaran Islam adalah Menyayangi Anak Kecil dan Menghormati Orang Tua

Dari Abdullah bin Amr r.a., Nabi Saw bersabda, “Barangsiapa yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak memahami hak orang tua maka bukanlah termasuk golongan kami.” (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi. Dishahihkan oleh At Tirmidzi, Al Hakim, An Nawawi, Ibnu Muflih dan Al Albani. Sanad haditsnya shahih). Beberapa Faidah Hadits: Menyayangi anak kecil merupakan bagian dari ajaran Islam. Memahami hak orang tua dan menghormatinya merupakan perkara yang dianjurkan oleh syara’. Kebutuhan anak dalam pendidikan akan kasih sayang dan kelembutan lebih besar dibandingkan dengan orang tua. Mendidik anak supaya menghormati orang yang lebih tua darinya merupakan pondasi pendidikan. Di antara sifat yang paling penting dimiliki oleh seorang pendidik adalah menyayangi peserta didiknya. Allah Swt berfirman,  فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekira...

Hak Anak atas Ayahnya dalam Pemenuhan Kebutuhannya

Abdullah bin ‘Amr bin Ash r.a. berkata, Rasulullah Saw bersabda, “dan sesungguhnya anakmu memiliki hak atas dirimu.” (HR. Muslim) Ummu Salamah r.a. berkata, ‘Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah Saw, apakah aku mendapatkan pahala dalam urusan anak-anak Abu Salamah? Aku menafkahi mereka dan aku tidak akan meninggalkan mereka ketika begini dan begitu hanya karena mereka anak-anakku.” Rasulullah Saw menjawab, “Benar, engkau akan mendapatkan pahala dalam urusan mereka atas apa yang engkau nafkahkan kepada mereka.” (HR. Bukhari, Muslim). Beberapa Faidah Hadits: Seorang anak memiliki hak atas ayahnya dalam pemenuhan kebutuhan pokoknya, semisal makanan, pakaian dan tempat tinggal. Di antara hak anak atas ayahnya adalah dididik dengan akhlak yang baik dan agama yang benar. Di antara hak anak atas ayahnya adalah diajari beberapa perkara pokok agama yang ia butuhkan. Di dalam hadits terdapat kalimat “haqqan” yang berbentuk nakirah. Hal ini berarti mencakup berbagai hak yang wa...

Seorang Anak Tidak Disanksi Karena Kesalahan Orang Lain

Dari Iyad, dari Abu Rimtsah berkata: "Aku pergi bersama ayahku menemui Nabi Saw. Nabi berkata kepada ayahku, "Apakah ini anakmu?' Ayahku menjawab, 'Iya, demi Tuhan Ka'bah, sungguh benar'. Nabi Saw bersabda, 'Benar.' Kemudian Rasulullah Saw tersenyum, tertawa karena keserupaanku dengan ayahku dan karena sumpah ayahku tentang aku. Lalu beliau bersabda, 'Ketahuilah bahwa anak ini tidak menanggung jinayah karenamu, dan kamu tidak menanggung jinayah karenanya.' Kemudian Rasulullah Saw membaca ayat   (Al-An'am:164) : "Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain."  (HR. Abu Daud, An-Nasa’i. Disahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, Abdul Malik Al-Mulaqqin, dan Al-Albani. Sanad hadits ini shahih). Jinayah : Dosa dan kemaksiatan yang harus dikenai sanksi atau qishash.  Beberapa Faidah Hadits : Seorang anak tidak dihukum karena jinayah yang dilakukan ayahnya dan orang tua pun tidak dihukum karena jinayah yang dilakukan anaknya....

Mewaspadai Sikap Kaum Munafiq Terhadap Al Quran

Hajrul Quran (Menolak dan Meninggalkan Al Quran) tidak hanya dilakukan oleh kaum kafir secara nyata dan terang-terangan. Sikap ini pun dilakukan oleh orang-orang munafik, yakni orang-orang kafir yang pura-pura beriman. Karena pada hakikatnya, orang-orang munafik hanya mengaku sebagai Muslim, tetapi perilaku dan hati mereka bertolak belakang dengan ajaran Islam.  Beberapa sikap kaum munafik yang diungkapkan dalam Al-Qur'an mencerminkan bentuk pengabaian terhadap Al-Qur'an, meskipun secara lahiriah mereka menampakkan keimanan.  Kita harus sangat waspada karena jangan sampai kita terjangkiti sikap mereka. Karena hati mereka itu berpenyakit dan tak ada tempat kembali bagi mereka selain azab yang sangat pedih di neraka. Sebagaimana firman Allah Swt,  فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ "Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya; dan bagi mereka azab yang pedih, disebabkan mereka berdust...

Penolakan dan Sikap Abai Orang Kafir Terhadap Al Quran

Sikap kaum kafir dalam mengabaikan dan meninggalkan Al-Qur'an ( Mahjuran ) diungkapkan dalam beberapa Ayat Al Quran, antara lain : 1. Menolak dan Mendustakan Al-Qur'an.  Kaum kafir menolak kebenaran Al-Qur'an, menganggapnya sebagai kebohongan atau sihir, bahkan mendustakan bahwa Al-Qur'an sebagai wahyu dari Allah SWT. Allah Swt berfirman:       وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّآ إِفۡكٌ ٱفۡتَرَىٰهُ وَأَعَانَهُۥ عَلَيۡهِ قَوۡمٌ ءَاخَرُونَ "Dan orang-orang kafir berkata, 'Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad, dan dia dibantu oleh kaum yang lain.'" (TQS. Al Furqan: 4) Hal ini menunjukkan bahwa mereka menuduh Al-Qur'an sebagai hasil karangan Rasulullah atau diajarkan oleh orang lain kepada Rasulullah serta bukan wahyu dari Allah SWT. 2. Mengolok-olok dan Menghina Al-Qur'an. Orang-orang kafir sering kali merendahkan, mengejek, dan mengolok-olok ayat-ayat Al-Qur'an. Mereka tidak pernah me...

Curhatan Rasulullah Saw Tentang Umatnya yang Mengabaikan Al Quran

Orang yang mencintai seseorang tak akan pernah mau ketika orang yang dicintainya berkeluh kesah. Orang yang mencintai seseorang tak akan pernah tega ketika orang yang dicintainya bersedih hati. Sebagai seorang manusia. Rasulullah Saw pun pernah curhat mengenai kondisi umatnya. Beliau Saw mengadu kepada Allah Swt. Sebagaimana yang tertera dalam firman Allah Swt. وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي ٱتَّخَذُوا۟ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ مَهۡجُورٗا "Dan berkatalah Rasul, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an ini sesuatu yang tidak dihiraukan.'" (TQS. Al-Furqan: 30) Ayat ini turun secara umum sebagai respon terhadap sikap kaum kafir Quraisy yang menolak Al-Qur'an dan dakwah Rasulullah SAW. Mereka bukan hanya mengabaikan ajaran Al-Qur'an, tetapi juga berusaha menghalangi orang lain untuk mendengarkannya dan berusaha untuk menentang dakwah Rasulullah. Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ayat ini adalah keluhan Rasulullah SAW kepada Allah SWT ten...

Anak Kecil Tidak Disanksi Sampai Dia Baligh

Dari Aisyah r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Diangkat pena dari tiga golongan: Orang yang tidur sampai dia bangun, anak kecil sampai dia baligh dan orang gila sampai sembuh.” (HR. Ibnu Majah, Abu Dawud, An Nasa'i’). Sedangkan di dalam riwayat Ahmad: “(dari) anak kecil sampai ihtilam (mimpi basah).” Dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al Hakim, Ibnu Hazm, Abdul Haq, Ibnu Al ‘Arabi dan Al Albani. Dihasankan oleh An Nawawi namun dishahihkan dengan seluruh jalur periwayatannya sebagaimana dihasankan oleh Ibnu Qayyim sedangkan sanadnya hasan.   Beberapa Faidah Hadits: Berdasarkan syariah, anak kecil tidak disanksi sampai dia baligh. Karena taklif hukum tidak berlaku terhadap golongan yang tertera dalam hadits di atas. Begitu pula dengan orang yang tidur dan gila sampai dia tersadar. Kasih sayang Allah terhadap anak kecil karena usianya yang masih kecil. Keadilan Islam terhadap anak kecil karena akalnya belum sempurna.  Para pendidik harus memperhatikan usia muridnya ketika memberik...

Menasihati dan Tidak Menipu Orang yang Diurus

Ma’qil bin Yasar al Muzanni r.a. ketika sakit menjelang wafatnya berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Tidaklah seorang hamba yang Allah serahi untuk mengurusi rakyat, lalu dia mati dalam keadaan menipu rakyatnya (orang yang diurusnya), terkecuali Allah akan mengharamkan surga baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim dengan lafazh dari Muslim. Dalam riwayat Bukhari : ”Tidak memberikan perlindungan dengan nasihat yang baik.”     Beberapa faidah hadits: Kewajiban bagi orang yang diserahi oleh Allah tanggung jawab kepemimpinan untuk memberikan nasihat yang baik untuk orang yang diurusnya. Pemimpin dilarang menipu rakyatnya (orang yang diurusnya). Ancaman keras bagi orang yang mengabaikan hak-hak orang yang berada di bawah tanggung jawabnya serta menipu mereka. Seorang pendidik bertanggung jawab atas anak didiknya. Pemimpin tidak cukup hanya mengurusi kebutuhan sandang dan pangan rakyatnya semata, tetapi yang jauh lebih penting dari itu berupa agama dan akhlak. Kalimat “Allah...

Keutamaan Mendidik dan Memperlakukan Anak Perempuan dengan Baik

Dari Aisyah r.a., ia berkata : “Seorang perempuan mendatangiku bersama kedua orang putrinya. Ia meminta pemberian dariku tetapi dia tidak menemukan apapun dariku selain sebutir kurma, aku pun memberikan kurma itu kepadanya. Lalu ia mengambil dan membagi kurma itu untuk kedua anaknya, sedangkan ia tidak mencicipinya sedikit pun. Kemudian mereka pergi. Setelah itu Rasulullah Saw menghampiriku, beliau bersabda, “Barangsiapa diuji dengan anak-anak perempuan lantas ia berbuat baik kepada mereka, niscaya mereka akan menjadi penghalang baginya dari siksa api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim) Anas bin Malik r.a. berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa menafkahi dua orang anak perempuan hingga dia baligh.  maka dia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan dia dan aku seperti ini.” Seraya beliau menempelkan kedua jarinya (untuk menggambarkan kedekatan, pen.). (HR. Muslim) Frasa “عَالَ جَارِيَتَيْنِ” : yaitu menanggung kebutuhan hidup serta pendidikannya. Faidah Hadits: Pendidikan ya...

Keshalihan Anak Tetap Bermanfaat Bagi Orang Tua Meski Telah Tiada

Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah Saw bersabda, “Apabila manusia wafat maka terputuslah amalnya terkecuali tiga hal: Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim) Faidah Hadits: Kematian merupakan pemutus semua amal manusia terkecuali beberapa hal yang tercakup di dalam dalil. Di antara amal yang tidak terputus setelah kematian adalah apa yang tertera dalam riwayat Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda, ”Bahwa di antara amal dan kebaikan yang mengalir bagi seorang mukmin setelah wafatnya: Ilmu yang dia ajarkan dan dia sebarkan, anak shalih yang dia tinggalkan, Al Quran yang dia wariskan, masjid yang dia bangun, rumah singgah yang dia bangun, sungai yang dia alirkan atau sedekah jariyah yang dia keluarkan semasa hidupnya, semua itu akan mengalir sebagai kebaikan untuknya setelah dia wafat.” (HR. Ibnu Majah, dihasankan oleh Ibnu Mulaqqin, Al Ghazi, Al ‘Ajluni dan Al Albani)    Doa anak shalih tetap berm...

Total Tayangan